Wednesday, March 15, 2017

One Day Trip to Gunung Munara Bogor


Kota Bogor selain terkenal dengan kota hujan, ternyata menyimpan keindahan alam yang sangat memesona. Salah satunya adalah Situs Gunung Munara yang berketinggian di bawah 1300 Mdpl. Mungkin ini lebih cocok disebut dengan bukit jika di lihat dari ketinggiannya. Namun, kawasan ini sudah terkenal  dengan sebutan Gunung Munara. Situs Gunung Munara ini juga sangat dikenal dengan sejarahnya oleh warga sekitar. Konon tempat ini sering dijadikan tempat pencarian wangsit / tempat bersemedi , tetapi akhir-akhir ini tidak lagi karena banyak wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alamnya saja.
=================================================================

Sabtu, 25 Februari 2017 saya bersama rekan-rekan komunitas nge-trip yang bernama JJS alias Jalan Jalan Syantik (😕) melakukan one day trip to Gunung Munara di wilayah Bogor yang sudah lumayan terkenal (katanya),...dengan Meeting Point di Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Parung, kami bersebelas menuju lokasi dengan men carter angkot Rp. 400.000,- PP. Tidak usah diceritakan perjalanannya ngangkot-nya karena penuh perjuangan, empel-empelan satu angkot dengan medan jalan yang tidak rata, basah dan berlumpur, namun lelahnya perjalanan terobati dengan keseruan teman-teman selama perjalanan.


Dengan bumbu perjalanan yang sempat nyasar, dua jam perjalanan kami tempuh dan tibalah kami di sebuah desa yang menjadi titik akhir perjalanan menggunakan kendaraan untuk selanjutnya melakukan pendakian. Oyah untuk biaya retribusi masuk dan lainnya akan saya bahas di akhir tulisan ini yah,...karena sepertinya memerlukan pembahasan tersendiri,...hehehehehe.............
Sebelum melakukan pendakian, kami terlebih dahulu cek dan recek kebutuhan perbekalan, ke toilet dulu biar ga kebelet di tengah perjalanan dan pastinya foto-foto dulu di spanduk kedatangan,..hehehehe.....(biar kekinian).


Untuk ukuran saya sebagai pendatang baru alias new comer dalam bidang pendakian gunung, jalurnya lumayan menguras tenaga dan membuat nafas ngos ngosan,..namun bagi sebagian besar rekan-rrekan saya yang sudah biasa, mereka menyebutkan jalur pendakian ini termaasuk yang biasa alias gampang, sehingga terlihat mereka ceria ceria saja,..hahahaha,........Oyah,...jalur cukup licin, karena habis hujan dan jalurnya  tanah dan sebagian bebatuan,...prinsip kehati-hatian dan saling membantu antar teman sangat diperlukan disini. Kalau capek, jangan malu untuk istirahat yah,...kekompakan sangat diperlukan dalam pendakian seperti ini.



Spot pertama yang ditemui adalah sebuah goa yang bernama Gadogan Kuda. Di Goa yang dikeramatkan ini, katanya banyak orang yang menjadikannya sebagai tempat untuk "meminta petunjuk", tapi sekarang sudah jarang seiring ramainya pengunjung yang datang ke situs ini. Jalanan di sekitar goa ini merupakan bebatuan yang lumayan licin, terdapat juga beberapa pohon tua yang akarnya nyaris menutupi jalanan. 


Pendakian yang memakan waktu kurang lebih dua jam tersebut akhirnya mencapai puncaknya. Tibalah kami pada puncak spot yang dituju, namun ternyata untuk mendaki ke puncak bebatuan yang dimaksud membutuhkan keahlian tersendiri dan hanya ada satu tali untuk naik, sementara di puncak tidak boleh lebih dari empat orang karena curamnya puncak bebatuan. Akhirnya kami bersebelas memutuskan untuk mendaki secara bergantian, sehingga masing-masing bisa menikmati view puncak Gunung Munara dan berfoto, walau panasnya sangatlah terik.

Oyah, di wilayah ini juga terdapat lumayan banyak monyet liar, sehingga kita mesti cukup ramah dalam bersikap, salah salah mereka bisa menyerang, terutama hati-hati dalam memberikan makanan, kita mesti paham dan mengerti teknik memberikan makanan ke monyet sehingga mereka tidak menganggu kita. Untuk teman-teman yang lumayan haus dan lapar sementara persediaan menipis tidak usah khawatir, karena dibawah puncak bebatuan ada penduduk yang menjual makanan.


Alhamdulillah,....pendakian ini mencapai puncaknya dan berhasil menikmati indahnya view dari puncak Gunung Munara, capeknya terobati,....namun perjalanan ini belum berakhir, karena perjalanan pulang dan menurun juga membutuhkan ekstra tenaga, semoga lutut ini masih kuat untuk menahan beban badan dan bawaan perlengkapan,...hehehehe..............

Tarif Retribusi😭

Bagi saya dan rekan-rekan one day trip ke Gunung Munara merupakan perjalanan yang menyenangkan, walau beberapa rekan baru pertama kali bertemu namun hal itu tidak mejadikannya kaku malah makin seru. Namun menurut kami ada sedikit hal yang mencederai trip kami kali ini, yakni banyaknya "pungutan" yang dalam versi kami tidak resmi, tercatat ada empat (4) kali pungutan diluar tiket resmi saat masuk jalur pendakian. Ketika kami tanya jawaban yang disampaikan pun cukup beragam, dari yang karena lahan mereka dilalui, biaya kebersihan dan sebagainya. Pungutannya memang tidaklah terlalu besar, namun jadi menganggu karena informasi dari petugas tiket pertama tidak ada lagi pungutan-pungutan setelah masuk.


Berhubung kami protes, maka di beberapa tempat pungutan tersebut mereka kurangi, misal dari per orang Rp. 2.000,- kali sebelas orang mestinya Rp. 22.000,- totalnya kami hanya memberikan Rp. 10.000,- untk sebelas orang. Seharusnya sebagaimana layaknya beberapa tempat wisata lain, tarif retribusi dijadikan satu di pintu loket utama, tidak ada lagi pungutan-pungutan yang menurut hemat kami cukup mengganggu. 
Oyah,....sebagai kegiatan one day trip yang murah meriah kali ini saya juga inginmembocorkan biaya nge trip kami kali ini, semoga bisa menjadi pedoman juga buat teman-teman yang mau nge trip ala kami yang murah meriah namun tetap menyenangkan.

See,....totally kami hanya mengeluarkan Rp. 66.000,- per orang....tentunya akan lebih murah lagi kalau "pungutan" yang sudah saya bahas diatas tidak ada. 
========================================================

No comments:

Post a Comment