Sunday, July 12, 2015

Sudut Pandang; Pengalaman KPR Bersama BNI




Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki rumah merupakan salahsatu cita-cita dan sekaligus keharusan. Terlambat sedikit membeli rumah akan berkejaran dengan naiknya harga rumah, kebutuhan keluarga yang semakin meningkat seperti kelahiran anak, pendidikan anak  hingga kebutuhan lainnya. Saya sendiri secara pribadi merasa agak sedikit terlambat memutuskan membeli rumah, yakni ketika sudah menikah dan menjelang kelahiran anak pertama di pertengahan tahun 2007. Waktu itu saya berpikir tidak tega rasanya anak masih bayi harus dibawa-bawa pindah rumah dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya. Membeli rumah secara cash bagi sebagian PNS merupakan hal yang cukup mustahil terjadi apabila hanya mengandalkan penghasilan semata. Tidak ada cara lain selain mengangsur melalui mekanisme pinjaman lewat bank atau yang lebih dikenal dengan Kredit Pemilikan Rumah atau KPR. 

Berbekal nasihat, pendapat dan saran rekan-rekan mulailah saya bergerilya “hunting” rumah. Dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dari rumah baru hingga rumah seken, dari perantara broker hingga langsung ke rumah penjual. Capek, lelah dan putus asa karena ada rumah yang disuka dan terjangkau tapi jauh, ada rumah yang lokasinya dekat kantor tapi mahal dan sebagainya, namun tetap berusaha semangat demi mendapatkan rumah idaman. Alhamdulillah pilihan jatuh pada rumah seken di Perumahan Duta Kranji Bekasi Barat, saat itu ada dua rumah yang menjadi nominasi, sama-sama berada di Blok B namun satu rumah berada di jalan utama, satu lagi berada di jalan komplek (jalan kedua). Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih rumah nominasi pertama.

Sesuai arahan dan nasihat teman-teman yang sudah memiliki rumah dengan cara KPR, langkah selanjutnya adalah menghubungi pihak bank untuk mengajukan pengajuan KPR. Terdapat sekitar 5 (lima) list bank yang direkomendasikan oleh beberapa rekan, dan gerilya pengajuan KPR dimulai!!!..

Bank Pertama; merupakan bank yang direkomendasikan adik kelas saya yang kebetulan berada di perumahan Duta Kranji. Saya pun langsung menelpon call center bagian KPR untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan pengajuan KPR, dengan ramah mereka menyapa dan menjelaskan syarat dan mekanismenya. Selanjutnya sebagai calon nasabah dan karena kesibukan kerja saya meminta kepada bagian marketingnya untuk datang ke kantor saya atau bertemu di suatu tempat yang tidak jauh dari kantor (waktu itu saya masih berkantor di Lapas Klas IIA Narkotika Cipinang, Jakarta Timur), namun ternyata permintaan saya tidak dapat dipenuhi karena saya wajib datang langsung ke kantor pusatnya di wilayah Sudirman (tidak boleh di cabang), dan mereka juga tidak melayani permintaan untuk datang ke kantor saya. Kecewa sudah pasti, karena saya pikir marketing seharusnya mau mendatangi nasabah, tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi, padahal saya berharap sekali bisa mendapatkan KPR dari bank tersebut karena bunga KPR nya yang lumayan rendah saat itu.

Bank Kedua; merupakan bank yang sebenarnya tidak terlalu direkomendasikan oleh rekan saya, (list terakhir daftar bank), namun karena saat itu saya sudah mendapatkan nomor call center marketing KPR nya maka saya langsung menghubunginya. Saat itu saya langsung diterima oleh salah satu marketingnya yang bernama ibu Hani (lengkapnya saya sudah lupa, karena saat ini pun infonya yang bersangkutan sudah tidak di divisi itu lagi), dengan ramah beliau menjelaskan mekanisme dan syarat-syaratnya, dan Alhamdulillah permintaan saya untuk bertemu di kantor saya dipenuhi oleh beliau..ini yang namanya marketing sejati; pikir saya. 

Pertemuan akhirnya terjadi di kantor saya, melengkapi persyaratan dan lainnya, bu Hani pun memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi antara lain, penghasilan/gaji suami-istri, copy sertifikat rumah yang akan dibeli, surat pernyataan dari pimpinan kantor dan lainnya. Alhamdulillah kurang dari satu minggu syarat tersebut saya penuhi, selanjutnya menurut bu Hani akan ada pihak yang akan mensurvei rumah untuk selanjutnya jika  dianggap layak akan diproses ke proses pemberkasan. Tidak sampai satu minggu saya dihubungi oleh pihak Bank BNI untuk melakukan Akad Kredit, saat itu ada dua pilihan tempat yakni di BNI Bekasi atau di BNI Pusat di Jakarta Kota, opsi kedua saya pilih karena lebih mudah dijangkau dari rumah kontrakan saya saat itu. Dan Alhamdulillah proses akad selesai, SAH saya memiliki rumah di Perumahan Duta Kranji Bekasi Barat melalui KPR BNI.
Rumah Sederhana kami tampak dari depan

Putra kami bermain di halaman rumah
Sekitar dua bulan mendiami rumah baru, adik saya ternyata tertarik membeli rumah di komplek yang sama dan kebetulan pula menyukai rumah yang dulu saya mau beli di blok yang sama. Singkat cerita kesepakatan terjadi antara adek saya dan penjual rumah untuk membeli rumah melalui KPR, dan tentu saja adik saya minta saran bank mana yang cocok untuk KPR. Berbekal pengalaman tadi, maka tentu saja saya merekomendasikan KPR melalui bank BNI dan Alhamdulillah yang kembali menjadi marketing KPR BNI untuk rumah adik saya masih ibu Hani sehingga prosesnya pun tidak memakan waktu lama, adek saya bisa menempati rumah tersebut, satu komplek dengan saya.

3 comments:

  1. Pengalaman yang menarik dan inspiratif !
    Salam kenal dan Persahabatan
    Dari One SM
    http://iwansmtri.blogspot.com/2015/07/kebersamaan-keluarga-bersama-bni.html

    ReplyDelete
  2. makasih mas iwan.., kisah mas iwan lebih inspiratif malah...hehehe....salam kenal dan persahabatan juga....

    ReplyDelete
  3. Untuk kenaikan bunganya gimana ya, apakah signifikan

    ReplyDelete