Wednesday, February 8, 2017

Explore Baduy; Wisata Kampung Suku Baduy Banten

Suku Baduy merupakan suku yang hidup secara terisolir dari dunia luar. Mereka hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Alam yang masih alami dan budaya yang ditawarkan oleh kampung suku Baduy menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi daerah ini.
=============================================

Jumat, 03 Februari 2017 kami mendapatkan tugas untuk melakukan rapat di wilayah Rangkasbitung, rapat saja?, tentu tidak,..serangkaian rencanapun sudah kami siapkan untuk meng-explore Rangkasbitung dan sekitarnya, ada beberapa tempat yang menjadi pilihan, namun eksekusinya menyesuaikan waktu dan budget tentunya,..hehehehe......Jumat malam kami menyempatkan untuk explore Rangkasbitung dan sekitarnya, maksudnya alun alun dan sekitarnya, hehehehe.....kota kecil nan indah dengan keramahan penduduknya,.....
Di  Rangkasbitung dan sekitarnya kami sempat mengunjungi alun alun (wajib, hehehe), perpustakaan daerah Multatuli (belum buka, baru selesai dibangun), dan di malam harinya kami mencoba kulineran dan mengunjungi sebuah taman yang bernama Taman Hati yang merupakan singkatan dari Taman Haji Iti. Di Alun alun sebagaimana layaknya di tempat lain menjadi tempat berkumpulnya warga untuk bersantai dan berkumpul, sementara di Taman Hati banyak anak-anak bermain bola dan beberapa abege mengabadikan gambar dengan ber-wefie ria. 
Sabtu, 04 Februari 2017 kami akhirnya memutuskan untuk explore Baduy, sebab rasanya tidak lengkap sudah ke Rangkasbitung namun tidak menyempatkan untuk berkunjung ke komunitas unik yang ada di wilayah ini, penasaran dengan ceritanya sehingga kami ingin secara langsung merasakan aura lokasi tersebut. Namun karena kami berangkatnya sudah siang (jam 13.00 WIB), disarankan untuk tidak menginap alias hanya sampai pada Baduy luar, karena butuh perjalanan hingga 4 jam dengan berjalan kaki untuk sampai ke Baduy Dalam dan menginap. Namun demikian tidak perlu kecewa di Baduy Luar pun kita sudah banyak mendapatkan hal hal unik tentang Baduy.

Perjalanan menuju Baduy kami tempuh sekitar dua jam dari Rangkasbitung, tantangannya adalah jalanan yang tidak rata dan bergelombang, jadi sedikit pusing lah,..hehehehe..
Setibanya di lokasi, ternyata ada tempat parkir yang cukup luas dengan icon patung keluarga petani. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju desa Baduy, selama ini saya pikir ada batas yang jelas antara warga dengan desa Baduy ini, ternyata tidak ada batas sama sekali, hanya dipisahkan oleh gapura bertuliskan Selamat Datang di Baduy yang disponsori oleh Bank Mandiri. 
Kampung wisata suku Baduy terletak di desa Cibeo kabupaten Lebak. Sekitar 40 Km dari Rangkasbitung. Wisata kampung suku Baduy merupakan wisata alam sekaligus wisata budaya. Dimana anda dapat menikmati alamnya yang masih asri serta mengenal lebih jauh budaya suku Baduy yang terlihat masih tradisional sekali.
Suku Baduy sendiri terdiri dari 2 macam. Yaitu suku Baduy luar dan suku Baduy dalam. Secara penampilan, suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih. Sedangkan suku Baduy luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru.
Secara budaya, suku Baduy dalam lebih teguh memegang adat istiadat suku mereka, sedangkan Baduy luar sudah mulai terpengaruh dengan budaya dari luar. Persamaan dari keduanya, mereka pantang untuk menggunakan alas kaki, teknologi modern dan transportasi modern. 
Pemuda Baduy dengan pakaian khas nya...

Lumbung tempat menyimpan hasil bumi...
Secara umum khusus Baduy luar sudah banyak yang mengikuti budaya dari masyarakat luar/sekitarnya, beberapa pemuda Baduy yang kami temui sudah menggunakan fasilitas smartphone walau digunakan hanya pada saat saat tertentu saja. Di Baduy luar kita juga banyak menemukan souvenir khas Baduy yang dijual hampir di setiap rumah dengan harga yang relatif terjangkau.



Pengunjung atau wisatawan baik lokal maupun manca negara ternyata banyak yang berkunjung ke tempat ini, tua-muda, anak-dewasa terlihat menikmati perjalanan wisata Baduy. Saat kami berkunjung kesana, kami banyak berjumpa dengan beberapa komunitas yang melakukan trip Baduy. Oyah,...jalanan memasuki pedesaan Baduy Luar adalah jalanan setapak, berbatu dengan medan yang naik turun, kemudian jarak antar satu desa ke desa berikutnya "lumayan" jauh, jadi buat anda yang tekadnya masih setengah-setengah jangan coba-coba karena hanya akan dapat capeknya saja, lebih baik hanya sampai pada desa pertama di Baduy Luar.

Bagi yang anda yang merasa lelah dan lapar selama perjalanan juga tidak perlu khawatir, karena di tiap-tiap rumah biasanya selain menjual souvenir juga menyediakan minuman dan makanan kecil, dan di beberapa lokasi perjalanan kami juga menemukan penjual minuman dan kelapa muda yang bukan orang Baduy melainkan orang lokal luar yang berjualan harian, artinya ketika sore mereka kembali ke rumah mereka diluar Desa Baduy.
Karena hari makin sore dan hujan, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi trip kami kali ini, cukup puas dan mengobati penasaran akan wisata ini. Selama ini saya hanya mendengar tentang keseruan wisata ke suku Baduy dan tidak salah apabila banyak orang menyebutkan bahwa wisata ini memberikan pengalaman tersendiri dengan segala keunikannya, dimana di era modern sekarang ini, masih ada komunitas yang bertahan dengan adat istiadat tradisionalnya, namun cukup terbuka dengan perkembangan dan perubahan zaman.
==============================================

No comments:

Post a Comment