Soal asal muasal Goa
Jatijajar memang tidak banyak orang yang mengetahui secara persis, ada
dua versi mengenai asal usul Goa Jatijajar.
Pertama, setelah seorang petani bernama
Jayamenawi menemukan goa, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu
penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi
goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada
tepi mulut gua. Dari kisah itu lalu ditemukan istilah Jatijajar, dari
kata jati yang sejajar. Versi kedua, saat Kamandaka dikejar-kejar, dari dalam gua ia menyebutkan
jati dirinya. Ia mengaku sebagai putra mahkota Pajajaran. Dari kisah
itu muncul kata sejatine (sebenarnya) dan Pejajaran. Nama Gua Jatijajar
lalu terkenal hingga saat ini
Trip ke Goa Jatijajar masih merupakan rangkaian nge-trip saya #explorejateng dan #explorekebumen. Minggu, 24 Januari 2016 perjalanan dimulai setelah selesai trip Jembangan View. Jarak antara Jembangan View menuju Jatijajar kami tempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam. Awalnya saya membayangkan goa Jatijajar sebagai tempat wisata yang sepi dengan medan yang lumayan berat, ternyata malah berbeda sama sekali, tiba di lokasi, terdapat parkiran yang luas dan lumayan ramai (hari minggu), banyak pedagang yang berjualan di area parkiran. Selanjutnya kami langsung menuju loket pendaftaran dengan membayar Rp. 7.500,- per orang and,....perjalanan pun dimulai, ternyata posisi goa ada diatas sehingga memerlukan cukup tenaga dan energi untuk menaiki anak tangga menuju goa, jadi buat temans kalau bisa siapkan minuman dan makanan ringan,..hehehehe......
Goa Jatijajar adalah Goa Alam yang terletak di desa Jatijajar, Kecamatan
Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa ini terbentuk dari batu kapur dan telah
diketemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani yang memiliki tanah
diatas Goa tersebut yang Bernama "Jayamenawi". Pada suatu ketika
Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lobang,
ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di
langit-langit Goa tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter
dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. Mungkin gambar dibawah ini yang dimaksud lobang tersebut, sebab saya melihat dari dalam goa lobang ini letaknya lumayan tinggi, sekilas mengingatkan saya akan Goa Jomblang di Gunung Kidul-Yogyakarta. Tapi ini mungkin loh ya,...sebab dari masuk hingga keluar goa tidak terdapat guide yang bisa menjelaskan situasi dan kondisi dalam goa, jadi kita hanya bisa menebak-nebak saja maksud dari patung, area goa dan sebagainya...istilahnya ngarang sendiri,...hahahahhaa...............
Kami baru menemukan penjaga atau guide ketika kami tertarik untuk melihat sebuah area bunyi air sungai di dalam goa. Awalnya saya pikir airnya berwarna merah, ternyata cahaya lampu yang dipancarkan memang berwarna merah. Bapak penjaganya mempersilahkan kami uintuk turun, cuci muka bahkan kalau mau mandi disana, masih menurut beliau air ini boleh diminum karena berasal dari mata air langsung dan belum terkena cahaya matahari, kemudian mitosnya dengan cuci muka di air ini maka akan terlihat awet muda,...jadilah teman saya memutuskan untuk cuci muka disana,...mmmhhh....padahal sebenarnya tertarik juga untuk mandi, tapi karena malu ga jadi deh....hahahahhaha.....................
Setelah tanya-tanya, ternyata ada dua mata air yang mitosnya bisa membuat awet muda, yakni Sendang Kantil dan Sendang Mawar. Aliran air dari
Sendang Mawar melewati lubang sempit hingga tembus luar goa. Namun pada
dasar Sendang Kantil dijumpai lubang sempit memanjang, sehingga
menelusuri goa itu harus melalui penyelaman. Masih ada lagi dua sendang,
yakni Sendang Jombor dan Puserbumi. Kedua sendang ini dikeramatkan.
Hanya dengan izin pengelola, lorong goa itu boleh dilalui. Orang
tertentu yang punya keinginan, dengan menaruh sesaji di sendang itu,
konon akan dikabulkan doanya.
Puas dan capek menyusuri goa melalui anak tangga yang naik turun dan suasana yang agak lembab, kami sampai pada pintu keluar. Di pintu keluar inilah pengunjung langsung disambut dengan atraksi pertunjukan beberapa pawang hewan, diantara ular dan burung, banyak pengunjung memanfaatkannya dengan berfoto bersama dengan hewan dengan penawaran foto langsung jadi, hehehe.....
Di sepanjang pintu keluar juga kita langsung dihadapkan pada hamparan pedagang yang membuat perut makin lapar, hahahaa.....menu khas disana kalau saya lihat adalah Pecel dan Mendoan,....hampir semua pedagang makanan menawarkan dua menu tersebut, tergiur dan ngiler,....akhirnya kami memutuskan mampir di sebuah tempat makan dengan menu ya itu tadi, pecel dan mendoan,...hahahahhaa...............
Secara keseluruhan menurut saya goa ini sudah terkelola dengan baik, karena dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Namun efeknya menurut saya kondisi goa jadi tidak alami lagi, apalagi menurut info kalau hari libur nasional atau hari besar lainnya pengunjungnya bisa membludak memadati dalam goa. Tidak adanya pemandu atau Guide menurut saya memang menjadi catatan tersendiri, menurut teman saya kemaren untuk mengetahui sejarah goa kemaren terdapat penjual yang menjual buku tentang sejarah goa, tapi sekali lagi berbeda dengan kalau kita menyusuri goa dengan adanya guide ibaratnya kita langsung mendapatkan info tanpa harus terbebani untuk membeli buku.
Demikian sekilas info tentang #goajatijajar #kebumen apabila teman-teman kebetulan berada di Jawa tengah saya sarankan untuk datang ke tempat ini, tempat ini memang tidak menjual view yang indah namun menawarkan wisata sejarah dimana kurang lebih kita bisa mengetahui asal usul goa dan sejarah cerita di belakangnya. So,.....sekali lagi HAPPY TRAVELLING TEMANS!!!!....................
ReplyDeletewww.seasonbet77.com
http://198.50.133.242
Agen Judi | Agen Bola | Agen Sbobet
Agen Sbobet
Agen Judi
Agen Bola
Agen Judi Online
Agen Casino
Prediksi Bola
Agen Tangkas
Agen Poker
Agen IBCBET
Agen 1sCasino