Sunday, March 19, 2017

Explore Solo ; Umbul Pengging plus Kulineran


 Pemandian Umbul Pengging tidak saja menjanjikan kesegaran airnya karena bersumber dari mata air murni (tuk/ umbul) tetapi juga menyimpan cerita mistis penuh dengan sejarah tradisi. Memiliki 3 sumber mata air (Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda). Tempat ini pernah menjadi tempat pemandian SISKS Paku Buwono X (Raja Keraton Surakarta : 1893-1939). Ketiga umbul ini merupakan peninggalan Ki Ageng Pengging pada zaman peralihan Majapahit ke Demak. Jika di Yogyakarta ada Taman Sari, maka Boyolali ada Umbul Pengging. Umbul Pengging dikenal pula dengan sebutan Umbul Tirto Marto. Dulunya Umbul Pengging merupakan salah satu area yang digunakan sebagai tempat bersantai untuk raja dan keluarganya.
============================================

Sabtu, 18 Maret 2017; Trip #exploresolo kali ini kami dibawa ke area Pemandian para raja (begitu kata teman saya), yakni Umbul Pengging yang berlokasi di Boyolali. Tepat jam 09.00 WIB kami berangkat dari hotel menuju lokasi dengan menggunakan mobil kami tempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit. Dengan tiket masuk Rp. 3.000,- per orang kami memasuki kawasan pemandian,  oyah,.tiket yang tergolong murah ini belum termasuk parkir yah,…..


Menurut cerita masyarakat setempat, pada awalnya pemandian ini merupakan tempat bersantai raja dan keluarganya. Hal ini tampak dari bangunan tempat peristirahatan yang berada di dekat kolam pemandian ini. Pada zaman dahulu, pemandian ini tidak dibuka untuk masyarakat umum. Namun seiring berjalannya waktu, Pemandian Umbul Pengging kini bebas dimasuki setiap pengunjung yang ingin menikmati keindahan pemandangan taman dan kesejukan airnya. Umbul Pengging merupakan kawasan wisata yang memadukan antara wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata alam dalam satu kawasan.


Di Umbul Pengging juga terdapat kolam bermain anak, area pemancingan, lapangan tenis hingga rumah makan lesehan. Selain cocok untuk dijadikan area wisata keluarga, Umbul Pengging merupakan salah satu pilihan padusan di kawasan Boyolali. Padusan merupakan ritual mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa. Menurut info rekan kami yang membawa kami kesini, ritual memang sudah jarang dilakukan, namun tetap ada, misalnya setiap malam Jumat, ada saja orang yang dating untuk mandi untuk tujuan tertentu.
Nama Pengging disebut-sebut dalam legenda Rara Jonggrang tentang pembangunan komplek Candi Prambanan. Selanjutnya, dalam sejumlah babad yang menerangkan penyebaran agama Islam di selatan Jawa wilayah ini kembali disebut-sebut, dengan tokohnya Ki Ageng Pengging.
Tokoh ini dikenal sebagai pemberontak di wilayah Kesultanan Demak. Kalangan sejarah di Jawa banyak yang menganggap bahwa Pengging adalah cikal-bakal Kerajaan Pajang, kerajaan yang mengambil alih kekuasaan di Jawa setelah Kesultanan Demakuntuh.
Semenjak berkembangnya Kesultanan Mataram dan masa-masa selanjutnya, wilayah Pengging kehilangan kepentingannya dan pusat pemerintahannya berangsur-angsur menjadi tempat untuk pelaksanaan ritual bagi keluarga penerus Mataram. Pengelolaan situs sejarah ini pada masa kolonial dilakukan oleh pihak Kasunanan Surakarta dan sekarang tanggung jawab berada di tangan Pemerintah Kabupaten Boyolali.  


Sebagaimana telah dijelaskan di awal, di area pemandian ini terdapat tiga umbul yakni Umbul Penganten, Umbul Ngabean dan Umbul Dudo. Kami tidak ke Umbul Penganten, namun menurut rekan saya umbulnya berbentuk kotak atau persegi empat sama seperti Umbul Dudo. Tiket masuknya pun sangatlah murah yakni Rp. 2.000,- per orang, sementara Umbul Ngabean tempat kami mandi (maen air tepatnya) berbentuk lingkaran dan lebih luas dibanding dua umbul lainnya, mungkin karena lebih luas maka pengunjung di tempat ini juga lebih banyak. Untuk anda yang capek dan lapar habis main air, di area ini juga terdapat penjual makanan dan minuman sehingga kita bias menikmati indahnya umbul sambal makan gorengan dan minum es the manis atau air jeruk misalnya,….hehehehe…..


Puas mandi sekaligus main air kami bersiap menuju tempat lain yakni kulineran, ternyata kami diajak makan di tempat yang masih satu lokasi dengan Umbul Pengging, tempatnya sederhana, sampai saya tidak merasa begitu yakin untuk makan disini. Nama tempatnya Warung Mbah MUL, dimana menu utamanya adalah soto dan Risol Solo (yang katanya memang cuma ada di Solo,..heheheh). Setelah makan, tempat ini sangat rekomen banget ya,…soto nya enak dan murah plus risol khas Solo nya yang super ueenak….


Explore kuliner Solo rasanya tidaklah cukup kalau hanya satu tempat, di malam harinya kami melanjutkan kulineran di Raja Laut, tentu saja all menunya adalah makanan laut,hehhe…..tujuan utama makan seafood sebenarnya bukan tempat ini, namun ternyata tempat yang kami tuju suda habis, jadilah kami “nyifood”di tempat ini, makanannya tidak kalah enak dan tempatnya asik buat nongkrong.


Kenyang makan seafood, untuk menurunkan isi perut sejenak kami lepaskan dengan mengunjungi salah satu tempat karoeke keluarga di Solo, puas mengeluarkan suara sumbang kami, kami melanjutkan kulineran “nyusu”di Susu Murni SHI JACK. Tempat yang sudah terkenal ini baik di Yogya maupun Solo, kami manfaatkan dengan menikmati susu panas berikut nasi kucingnya.


 ============================================================

2 comments: