Rabu, 09 Maret 2016 merupakan moment langka yakni Gerhana Matahari Total (GMT) di Indonesia, moment itu saya manfaatkan dengan mendatangi kota Yogyakarta, dimana disana juga menyelenggarakan kegiatan menyaksikan moment langka tersebut di area Tugu Yogyakarta. Namun, karena kesiangan bangun terlewat deh moment tersebut, alhasil saya hanya menyaksikan GMT melalui televisi. Kecewa?,...tidak juga,..akhirnya saya dan teman-teman siangnya nge-trip ke Kebon Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Saya pribadi penasaran dengan tempat ini karena belum pernah sama sekali, sementara kedua teman saya sudah pernah namun beberapa tahun yang lalu, malah ada yang pernah datang kesana ketika masih Sekolah Dasar (SD),...hahahaha.............
==============================================
Berhubung hari libur, maka kami sengaja berangkat lebih pagi, jam 08.00 WIB saya dan teman-teman berangkat, kurang lebih 45 menit kami sudah tiba di lokasi, ternyata parkiran sudah lumayan ramai,..mmhh..kebanyakan bus-bus siswa dan family gathering, selebihnya mobil-mobil pribadi. Dengan tiket masuk Rp. 30.000,- per orang kami memasuki area kebon binatang yang cukup luas tersebut yang juga ditumbuhi pepohanan yang rindang.
Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun
Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan
Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitekberkebangsaan Belanda. Ir. Karsten
kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai
tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak
Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo
terhenti.
Pada
saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di
tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan
kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari
pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut
mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya
masih belum dirasakan oleh masyarakat.Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya
Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal
10 September 1953) yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka
pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan.
Selang
beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk
Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto
karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat
yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto
yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu
membawa kemajuan yang pesatbagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika
koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka
mampu mencapai 1,5 juta orang.
Secara keseluruhan tempat ini tidak hanya menawarkan jenis-jenis hewan yang ada, namun juga ada arena bermain seperti speedboat di kolam yang dibuat ala-ala di laut (karena bergelombang), arena bermain motor ATV, labirin dan lainnya. Lokasi ini sejuk karena pohon-pohon tinggi dan rindang yang ditata rapi di semua area kebon binatang. Saya pribadi cukup puas berkunjung kesini, lokasi ini kebersihannya terjaga dan petugas-petugasnya ramah dalam melayani pengunjung. Bagi anda yang kelaparan setelah capek mengelilingi area kebon binatang, disini banyak terdapat kantin-kantin, demikian pula yang hendak menjalankan ibadah, di beberapa titik terdapat musholla, jadi tidak udah takut kelaparan dan ketinggalan waktu beribadah,.....
Menutup postingan ini, saya tampilkan video perjalanan saya di lokasi ini, sayangnya tidak semua area terekam karena keterbatasan kondisi dan batere kamera yang tidak mau diajak kompromi,..hehehe......
=======================================
No comments:
Post a Comment