Cerita kali ini masih erat kaitannya dengan postingan saya sebelumnya tentang Trip Ngawi Part I dan II, dimana keberadaan saya disana tidak lepas dari peran/bantuan dari teman-teman saya yang kebetulan memang dinas disana dan sudah tinggal disana cukup lama. Walau dadakan, kedatangan saya ke Ngawi disambut hangat oleh teman-teman disana, maklum kami tidak berjumpa sudah lumayan lama,..mmmhh...berkisar antara 13 sampai 16 tahun.
Sambutan hangat sudah saya rasakan ketika saya menginfokan mau kesana, teman-teman memastikan untuk dijemput dimana dan saya nginap dimana, selain itu juga ditanya saya mau nge-trip kemana dan wajib untuk mampir ke rumah mereka masing-masing sekedar silaturahmi dengan keluarga besar mereka,...mmhhh.....saya sejujurnya sangat tersanjung dan bahagia dengan sambutan ini.
Well, saya akan sedikit bercerita tentang teman-teman yang saya kunjungi ini, buat teman-teman yang ntar baca tulisan ini semoga berkenan yah,...just a simple story about you all from my side,.....
Devy Puji Astusi alias Devy alias si Unyil
Persahabatan saya dengan devy mungkin yang paling lama diantara teman-teman lain yang satu almamater. Kita kenal saat masih proses pendaftaran AKIP Tahun 1997, saat itu kebetulan kita satu kost di rumah Pak Haji yang sama, saya kost di rumah pak Haji di istri pertama, sementara devy di istri kedua,...kalo ga salah,..heheheh.......sama-sama perantauan saat itu kami sering belajar bersama dengan teman-teman satu kost lainnya, karena waktu itu proses test memakan waktu sebulan lebih, terus berlanjut dari minggu ke minggu. Kita akhirnya pisah setelah test selesai dan menunggu pengumuman lulus/tidaknya di daerah masing-masing, saya pulang ke Palembang, Devy pulang ke Malang.
Singkat cerita, kita sama-sama shock saat bertemu lagi di Jakarta, ternyata kita sama-sama lolos test, saya sendiri sebenarnya tidak terlalu "bernafsu" untuk ikut test saat itu hanya mengikuti maunya keluarga, sementara Devy yang aku tahu "kurang" dijagokan karena badannya yang kecil,...tapi yang namanya rejeki dan jalan hidup siapa yang tau yah dev,...hehehehe.....singkat cerita lagi, selama menjalani pendidikan tiga tahun di AKIP dari kurun waktu 1997 hingga 2000, Devy menjadi salah satu teman yang cukup tahu luar dalamnya saya, banyak hal yang kami bisa berbagi selain soal pelajaran juga kisah hidup kami masing-masing.
Persahabatan kami ternyata terus berlanjut ketika setelah lulus AKIP, kami ternyata sama-sama diterima di FISIP Kriminologi UI, saya yang awalnya penempatan di Lapas Klas I Semarang langsung "merubah" SK penempatan awal ke wilayah DKI Jakarta dan saat itu yang saya pilih adalah Bapas Klas I Jakarta Pusat, sementara Devy saya lupa penempatan awalnya dimana, namun setelah diterima di UI, Devy berdinas di Bapas Klas I Jakarta Selatan. Suka duka kami lalui selama kuliah di Kriminologi UI, sistem, cara belajar hingga pergaulan yang jauh berbeda dengan di AKIP sebelumnya cukup membuat kami shock, namun pelan tapi pasti kami bisa menyesuaikan diri. Perjuangan kami berhasil setelah di awal tahun 2003 (kalo ga salah yah,...) kami wisuda menamatkan S1 kami dan bergelar Sarjana Sosial alias S. Sos
Cerita persahabatan kami kembali berlanjut ketika di awal tahun 2004 ada penerimaan beasiswa dari kementrian ke UI untuk dua jurusan yakni Kriminologi dan Administrasi Sumber Daya Manusia (SDM), saat itu kami berdiskusi untuk ikutan test, namun yang jadi masalah apakah ambil Kriminologi atau SDM?,..diskusi waktu itu adalah kalau kami ambil Kriminologi kemungkinan cenderung lebih mudah karena awalnya kami sudah mengambil S1-nya, namun waktu itu saya bilang butuh challange atau tantangan dengan bidang studi yang baru, selain itu saya juga berkaca dengan salah satu Dosen UI, bapak Adrianus Meliala; yang sepengetahuan saya dia memiliki berbagai disiplin ilmu yang berbeda dari S1 hingga S3, saya melihat dengan begitu beliau begitu luas wawasan dan cara pandangnya dan tentu saja bisa masuk ke berbagai kalangan dan displin ilmu. Berbekal diskusi itu kami akhirnya sepakat untuk ikut test jurusan Administrasi SDM, walau ada ketakutan tidak lulus, tapi kami ambil resiko itu. Alhamdulillah, ternyata kami berdua lulus dan ini sekali lagi memperpanjang kebersamaan dan persahabatan kami,..hehehehe.......Tahun 2006 kami lulus dan selama masa perkuliahan banyak suka dan duka yang kami lalui, baik itu berkaitan dengan kuliah maupun kisah hidup kami masing-masing, di tahun itu juga sebelum wisuda saya sempat melangsungkan pernikahan, dan teman-teman kuliah termasuk Devy menghadiri pernikahan itu walau tempatnya jauh di desa,..hahahhaaa.....
Saya lupa tahun berapa Devy memutuskan untuk pindah ke Ngawi, yang jelas saat itu Devy sudah menikah dan Vyno (anak pertama) saat itu yang masih bayi mungil diboyong ke Ngawi, Konsekuensi pindahnya saat itu Devy harus ikhlas melepas jabatannya, saat itu topik ini cukup alot menjadi pembahasan kita ya Dev,...hehehe......Seingatku lagi itu juga terakhir aku bertemu Devy setelah mengunjungi dia di rumah kontrakannya di daerah Gandul Cinere sehari sebelum keberangkatannya ke Ngawi.
Kamaren, Jumat Hingga bertemu Devy dan keluarga yang saat ini sudah punya dua anak lengkap laki dan perempuan, saya sebagai sabahat turut berbahagia malah saya cenderung iri dengan pencapaian mereka saat ini,...yah diskusi kita kemaren setiap orang punya rejeki dan jalan hidupnya masing-masing ya Dev,...Sukses selalu buat Devy, suami dan kedua anaknya,...terus jalin dan jaga tali silaturahmi dan tetap menjadi Devy yang aku kenal dulu,...baik, pintar namun tidak sombong,......
Subianto alias Mbah Subi
Persahabat dengan mas Subianto berawal dari satu angkatan di AKIP Angkatan XXXIII sama dengan Devy. Kami saat itu satu asrama yakni Asrama Pendidikan (AP) III, dimana mas Subianto di lantai 3 dan saya di lantai 4, di asrama kita satu kamar isi dua orang, kita satu angkatan berjumlah 65 orang, dimana 12 diantaranya adalah perempuan. Berbeda dengan Devy pertemuan saya dengan mas Subianto sempat terjadi di tahun pertengahan 2014 ketika kami mengadakan reuni Akbar AKIP XXXIII di Pusdiklat BPSDM Kemenkumham di Cinere Gandul, saat itu beliau hadir bersama keluarganya.
Sambutan hangat mas Subianto dan keluarga dengan kedatangan saya ke Ngawi kemarin cukup mengejutkan buat saya, karena jujur semasa pendidikan di AKIP kami tidak terlalu dekat, karena berbeda gang,...hahahahha........tapi itulah yang namanya satu almamater kalau sudah di tenpat tugas masing-masing dan dikunjungi oleh sahabat rasa kekeluargaannya makin erat dan kental. Makasih banyak buat mas Subi dan keluarga atas keramahannya, maaf sudah merepotkan, hehehhee.....Semoga makin sukses, tanahnya makin luas dan banyak (juragan tanah ni ceritanya,...hahahahah)...
Sri Witayanti
Sri Witayanti, perempuan berhidung mancung ini memang asli Madiun, makanya dia terlihat bahagia sekali berdinas di kampung sendiri,..hehehhe...apalagi sang suami juga dinas di kota yang sama dibawah payung Kementrian Hukum dan HAM juga, makin klop dah,.....Pertemuan dengan Wita terhitung juga sudah lama sekali,..foto dibawah ini kalau tidak salah diambil sekitar tahun 2010-an, saat itu saya masih berdinas di Lapas Klas IIA Salemba. Pertemuan ini terjadi karena Wita saat itu mengikuti kegiatan pendidikan di Jakarta bersama teman-teman lainnya yakni Enis (Surabaya), dan Ana (Yogyakarta).

Tiba di Madiun hari Minggu, kami langsung menuju rumah Wita dan langsung disambut hangat oleh tuan rumah beserta keluarga, sajian makan dan minum pun sudah siap tersaji di meja,..maaf ya Ta,..kemaren aku kelaperan jadi kue nya pada habis,..hahahaha.....Puas makan makanan ringan di rumah saya dan teman dari Ngawi diajak makan di Lombok Ijo Madiun bersama Wita sekeluarga, canda, tawa dan cerita masa lalu tumpah ruah selama makan, seakan waktu tidak cukup untuk makan dan ngobrol malam itu. Hanya waktulah yang membatasi kami saat itu, karena tepat pukul 19.15 WIB saya harus naik kereta menuju Kutoarjo, kembali ke "penampungan" saya,...hahahahhaa............Dengan diantar rombongan keluarga Wita, keluarga Devy dan mas Subianto saya menuju Stasiun Madiun. Terima kasih ya Wita dan keluarga atas sambutannya selama saya di Madiun, tidak ada kata yang bisa saya sampaikan selain jaga terus tali silaturahmi, sukses terus buat Wita dan keluarga, Amien.....
Demikian cerita singkat pengalaman saya bertemu teman-teman satu almamater beserta keluarganya. Senangnya tak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata, saya ingat salah satu quote yang pernah saya baca di path yang isinya seperti berikut ini :
"Rejeki itu bukan sekedar uang, Bahkan teman yang baik itu adalah REJEKI DARI ALLAH, Subhanallah..."
Terima kasih teman-teman sudah menjadi rejeki bagi saya, sebagaimana ungkapan kata-kata diatas. Sekali lagi keep contact dan pererat tali silaturahmi,.....
HIHIHI...KOK BS ADA FOTO KU BERDUA MA MISUA SIH...
ReplyDeleteHIHIHI...KOK BS ADA FOTOKU BERDUA MA MISUA YA..
ReplyDeleteHIHIHIHI..BS DPT FOTOKU BERDUA MA MISUA SIH
ReplyDelete