Tuesday, March 6, 2012

Sudut Pandang : Malaysia

Cerita ini merupakan sambungan dari Sudut Pandang : Singapore sebelumnya. Karena dua hari di negeri singa, dilanjutkan menuju Malaysia lewat transportasi darat dengan naik bus, saya lupa berapa lama tapi kalau tidak salah kurang lebih 4 (empat) jam untuk tiba di Malaysia.



Tiba di Malaysia kami menuju hotel yang sebelumnya memang sudah di booked jauh-jauh hari di daerah Bukit Bintang. Hotelnya lumayan, kalau di Indonesia (Jakarta) sekelas sama Puri Mega-nya di daerah Pramuka Jakpus. Kelebihannya view-nya yang lumayan keren, ini mungkin karena hotel ini terletak di pusat kota, sehingga cukup gampang juga aksesnya untuk jalan atau berselancar belanja atau kuliner.


Buat saya selama berada di Malaysia (4 hari), dari sisi makanan/kuliner Indonesia jauh lebih baik. Begitu juga dengan hasil karya seni tradisional, hal ini bisa dibuktikan dengan mampir ke pasar seni-nya yang cukup terkenal dan banyak didatangin wisatawan, tetap standar menurut saya, tapi lumayan lah buat oleh-oleh pembuktian kalau sudah pernah mampir ke Malaysia.


Selebihnya saya dan rekan-rekan makan dan nongkrong ataupun belanja ke pusat-pusat belanja di Malaysia seperti KLCC, ataupun wisata alam ke Genting Highland. Cukup menyenangkan untuk sekedar mengobati penasaran seberapa bagusnya negara yang menjuluki dirinya sebagai "TRULLY ASIA" ini. Menurut saya wajar negara ini menjuluki dirinya dengan sebutan seperti itu, yah..karena warganya memang Asia bgt!! alias disana multi etnisnya nampak sekali. Sopir taksi ada cina, ada pula india-nya. Kemudian yang kerja-kerja di restoran atau rumah makan selain warga setempat juga ada wong Jowo alias Indonesia-nya...hehehe....






Hal yang menarik dari Malaysia dan menurut saya patut dijadikan pelajaran adalah sistem transportasi atau lebih tepatnya etika berkendara di Malaysia. Saya sempat bilang sama teman yang orang sana bahwa kalau saya punya mobil di Malaysia pasti ga akan pernah lecet, karena begitu tertibnya pengendara mobil di jalanan. Selain tidak ada yang berkendara saling "serobot", mendahulukan pejalan kaki sangat terlihat, walau misalnya lampu tanda pejalan kaki sudah merah, pengendara mobil dan bus tetap sabar menunggu hingga semua pejalan kaki menyeberang. Hal ini tentu saja berbeda dengan etika berkendara di Indonesia.....Selain itu di Malaysia juga minim sekali orang membunyikan klakson...menurut info temen dari sana bahwa di Malaysia ada larangan membunyikan klakson, kecuali dalam keadaan terpaksa......

No comments:

Post a Comment