Liburan ke Solo buat saya bukan sekali dua kali lagi, selama berdinas di Kutoarjo-Purworejo, saya sudah lupa berapa kali saya maen ke Solo dan sekitarnya. Bagi saya yang ngangenin di Solo adalah makanan/kulinernya, favorite saya adalah Vin Selat dan kue-kue manisnya seperti roti maryam dan teman-temannya,..wah jadi ngiler lagi nih ngomongin makanan...hahahahhaa............Nah trip saya kali ini terjadi libur akhir tahun 2015 kemaren, tepatnya libur natal tanggal 25 Desember 2015, berbekal kangen makan selat saya infokan ke teman untuk ke Solo dan tentu saja minta ditemani, singkat cerita sampailah saya di Solo, langsung menuju Vin Selat yang terkenal itu dan tentu saja makaaaan!!!...hahahahhaa......
Libur natal kali ini ternyata bertepatan dengan hari Jumat, sehingga teman saya bertanya mau jumatan dimana, terserah saya bilang kalau bisa yang dekat juga dengan obyek wisata apa tapi masih seputaran kota Solo. Akhirnya dibawalah saya ke masjid yang awalnya saya tidak tahu masjid apa, teman saya cuma bilang masjid-nya pak Harto. Hari itu parkiran mobil sudah penuh, untung kami menggunakan sepeda motor, kami lanjut sholat Jumat disana hingga selesai.
Selesai jumatan saya bersama teman menuju lokasi rumah yang yang tepat berada disamping masjid. Rumah dengan gerbang kayu yang luas dan tempat pendopo khusus buat yang jaga, dimana kita disana harus mendaftarkan diri dan meninggalkan tanda pengenal, selanjutnya dipersilahkan memasuki area rumah dengan ditemani seorang guide. Yah,....ternyata memang rumah ini milik mantan penguasa negeri ini,...Bapak Soeharto...
Memasuki rumah utama jelas saya takjub dengan rumah ini, khas sekali, banyak foto-foto dokumentasi pak Harto dan keluarga termasuk silsilahnya, Guide-nya cerita dulu semasa hidup Pak Harto dan Bu Tien sering berkunjung ke rumah ini, namun setelah wafat anak-anak beliau tidak pernah ke rumah ini, sehingga otomatis rumah ini hanya dijaga untuk menjadi obyek wisata. Tidak banyak info yang saya dapat tentang rumah ini, karena sang guide tidak banyak menjelaskan kalau tidak ditanya, saya lebih asyiek memperhatikan foto-foto dan ornamen yang ada di dalam rumah lanjut berfoto,..hahahahhaa.......
Untuk mengobati panasaran saya tentang sejarah rumah ini, sayapun setelah pulang melakukan browsing tentang sejarah rumah ini, dan ini beberapa hal yang saya dapatkan tentang rumah ini :
- Bangunannya bergaya limas atau Joglo, dibangun tahun 1789;
- Menurut riwayat, sebelum tahun 1965 bangunan di atas tanah seluas satu hektar itu awalnya milik Paku Bowono X, lalu dihibahkan keputra bungsunya, Kanjeng Gusti Ratu Alit. Karena pemiliknya bernama Ratu Alit, maka tempat itu dinamakan Dalem Kalitan;
- Tempat ini lebih dikenal dengan nama Pendopo Dalem Kalitan Solo, Dalem Kalitan terletak di Kampung Kalitan Kelurahan Penumping Kecamatan Laweyan Solo, atau bersebelahan dengan Solo Paragon yang merupakan bangunan tertinggi di Solo;
- Beberapa tahun setelah Pak Harto menjadi presiden, Dalem Kalitan dibeli oleh Bu Tien Soeharto. Daripada jatuh ke tangan orang lain, maka tempat itu dibeli Bu Tien yang masih kerabat Keraton dari Mangkunegaran. Sejak saat itu, Dalem Kalitan seperti rumah kedua keluarga Pak Harto;Dalem Kalitan terdiri dari tiga bagian. Yaitu pendopo, ruang tengah atau pringgitan dan senthong (ruang tidur). Pendopo dulunya digunakan Pak Harto dan Bu Tien menemui tamu-tamunya. Sekarang, setelah keduanya tiada, pendopo biasa digunakan untuk ruang pertemuan bagi masyarakat umum. Sedangkan di ruang tengah sekarang ini banyak terdapat foto-foto Pak Harto dan Bu Tien, serta cinderamata dan penghargaan.
No comments:
Post a Comment